GALERI MADRASATUL QURAN | •

Santri terkadang dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang hanya bisa mengaji, tahlil dan lain sebagainya. Hal ini membuat masyarakat tersebut memandang rendah para santri. Mereka menganggap bahwa santri adalah manusia yang jadul alias ketinggalan zaman dan tidak memiliki potensi besar dalam mencari kerja. Alasan diatas jelas membuat beberapa orang tua sukar untuk menikahkan ananknya dengan  seorang santri karena takut anaknya tidak dapat dipenuhi segala kebutuhannya.

         Kita tau santri lulusan pesantren umumnya terkesan sederhana. Mulai dari berpakaian, gaya hidup, hingga perilaku semua terkesan sederhana. Padahal, itu semua tidak terlepas dari pengajaran yang mereka dapat selama di pesantren. Banyak yang beranggapan bahwa mereka yang mengabdi pada kiai atau ustadz hanya diperbudak dan dimanfaatkan selama di pesantren.

         Mengabdi merupakan sarana para santri untuk mencari barokah dari sang kiai. Mereka yang mengabdi mendedikasikan sebagian waktu mereka untuk membantu sang kiai, baik dalam mengajar, bersih-bersih, hingga turut mengurusi santri. Dengan demikian santri menjadi lebih mandiri dan ilmu yang di dapatkannya bisa barokah dan manfaat.

         Ulasan diatas jelas memutuskan pendapat masyarakat, yang menganggap santri kurang berkopeten menjadi berkurang. Namun, ada banyak sekali faktor yang membuat santri memiliki keunggulan yang daripada mereka yang mayoritas bukan santri.

  • Pertama, santri dididik untuk menjadi mandiri. Itu semua dapat dilihat dari kebiasaan yang sering mereka lakukan di pesantren. Mulai dari makan, mandi, dan apapun mereka lakukan secara mandiri.
  • Kedua, Santri dididik untuk selalu bekerja keras. Kehidupan pesantren yang sederhana hingga praktik mengabdi kepada ustadz atau kiai menjadikan mereka tahan banting di segala situasi.
  • Ketiga, Santri memiliki loyalitas dan juga potensi yang tinggi. Seorang santri bisa menjadi apa saja yang mereka inginkan, bahkan menjadi presiden sekalipun. Pendidikan bersosial di pesantren mengajarkan santri untuk bisa loyal dan mengurangi rasa ego dalam bermasyarakat.

Hal-hal diatas jelas memutuskan nominasi pendapat masyarakat yang menganggap rendah para santri. Seseorang tak terkecuali santri, dapat menjadi siapapun yang mereka inginkan  dengan usaha, kemauan, dan doa mereka. Kurikulum pendidikan pesantren yang sangatlah cerdas, dapat membuat santri tidak hanya belajar agama tetapi juga berbagai macam ilmu lainnya yang sulit didapat diluar pesantren.

DAN INILAH SANTRI MILENIAL

Orang yang niat belajar, apapun akan jadi pelajaran. Tapi orang yang tidak niat belajar, sedang belajar pun tidak akan jadi pelajaran


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: