GALERI MADRASATUL QURAN | •

Ibu merupakan manusia yang paling kita utamakan di dunia ini. Karena dialah yang melahirkan kita di dunia dan merawat kita dengan segenap jiwanya. Maka tak terhingga rasa sayang ibu terhadap anaknya. Ibu tak pernah memperlihatkan kesedihannya kepada anaknya. Walapun beliau sakit demam atau batuk berdahak, sama sekali tak ingin anaknya tau bahwa beliau sakit. Tetapi beda dengan anaknya. Anaknya yang sakit demam pun ibu nya langsung tau. Kepekaannya melebihi segalanya. Begitu sayangnya ibu terhadap anaknya.

Tetapi, walaupun senyuman yang sering terukir di wajah ibu itu tak sama dengan ukiran ekspresi di hatinya. Ia tersenyum, akan tetapi hatinya penuh dengan kekecewaan dan kesedihan. Apapun masalah yang beliau hadapi walaupun itu melibatkan dirinya sendiri maupun orang lain, dia tetap tersenyum di depan anaknya dengan tulus. Ingat pada saat kecil kita sering merengek ke ibu untuk meminta belikan jajan. Ibu akan tetap belikan kita jajan walaupun tempatnya jauh. Kalian tau keadaan mereka seperti apa. Sakit, mungkin. Banyak masalah, bisa jadi. Akan tetapi apapun masalah dan hambatan ibu akan tetap pantang menyerah demi anaknya. Itulah salah satu dari ribuan keistimewaan ibu.

Kepekaan begitu berarti bagi ibu. Kita sebagai anaknya semestinya peka terhadapnya. Beliau sudah memanjakan kita sejak kecil hingga kita dewasa dan tetap sehat sekarang. Mungkin hal ini sangat sepele di mata orang lain, tapi begitu berarti bagi ibu pribadi. Ibu sakit kita rawat dengan sepenuh hati seperti dia merawat kita saat kecil. Mungkin hati kita tak seberapa peka daripada kita, tetapi alangkah baiknya kita melakukan kebaikan kepada ibu kita untuk mendapatkan ridho dari mereka.

Pernahkah kalian mendengar hadits yang berbunyi “ridhallahi waridhal walidain, wa sukhtullahi sukhtil walidain” yang artinya ridho nya orang tua tergantung kepada ridho Allah. Dan kemurkaan orang tua tergantung kepada kemurkaan Allah. Maksudnya, hidup dan mati kita akan diridhoi oleh Allah jika kita mendapatkan ridho dari orang tua, termasuk ibu. Jika dilihat dari sisi ibu, beliau berusaha agar beliau tidak murka terhadap kita dan tetap sabar dan meridhoi semuanya. Jika mereka sekali saja murka terhadap kita dan tak akan memaafkan kekhilafan kita, Wallahu A’lam. Maka itulah alasan mengapa ibu selalu tersenyum diantara api yang berkobar di sekitarnya.

Dari sisi kita, hendaklah kita sadar akan jasa ibu yang selama ini engkau rasakan sampai beliau meninggal dunia. Kasih sayang luar biasa yang terbatas ini patut kita jaga dan hargai. Inilah salah satu kunci untuk masuk surga Allah. Karena surga ada di telapak kaki ibu. Bukannya kita selalu mencium kaki ibu selalu, akan tetapi berikan kesan terbaik di dunia ini kepada ibu kita. Barangkali di akhirat nanti kita dianugrah oleh Allah dapat bertemu ibu.

Di pesantren, inilah salah satu cara memberikan kesan terbaik untuk ibu. Kita berusaha menghafal Al-Qur’an dan mendapat ridho guru hanya untuk Fastabiqul Khoirot. Memberikan mahkota emas bersinar layaknya dua kali lipat sinar matahari kepada ibu dan ayah. Entah apa yang ibu rencanakan untuk mengapresiasi kerja keras kita di pesantren ini. Yang paling penting buatlah ibu dan ayah ridho terhadap kita. Insya Allah jalan hidup kita di dunia dapat terkendalikan secara baik begitu pula di akhirat nanti.

Ingatlah pesan dari ibu untuk anaknya. Diantara usia yang dini hingga remaja sampai dewasa ingatlah nasehat ibu itu. Walau hanya sekedar himbauan untuk memakan makanan sehat pun harus kita ingat. Itu merupakan suatu upaya untuk mendapatkan ridho dari ibu. Semoga Allah tetap menggolongkan kita diantara orang orang bertakwa dan beriman. Amiin…..


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: