GALERI MADRASATUL QURAN | •

Namaku Aufa. Saya adalah seorang siswa SMA Negeri yang berada di kota dan tak jauh dari desa tempatku berasal. Umurku genap 16 tahun, bisa dikatakan saya masih terlalu muda daripada teman-teman yang sebaya denganku. Disini saya akan berbagi pengalaman menakjubkan yang mungkin terdengar aneh bagi kalian. Meskipun pengalaman ini sangat aneh, tapi terasa nyata bagi saya.

Pernah di suatu hari, ketika saya sedang bersiap-siap untuk berangkat mengaji sore ke masjid. “Le, makan dulu ya. Biar nanti malam nggak ngeluh kelaparan!!” seru ibuku yang sedang menyiapkan makanan untukku di meja makan. Saya pun berlari menuju ke meja makan dan duduk manis di kursi. Menu kali ini tak jauh istimewa daripada sebelumnya.

“Ibu masak Krengsengan Pindang lagi, mantap. Favoritku ini” seru aku kegirangan. “Iya lah. Ibu kan tahu favoritmu” jawab ibuku sambil membelai lembut rambutku. Aku menyantap makanan sajian ibuku dengan penuh penghayatan. “Enaakk!!!” seruku di tengah tengah menyantap.

Tak lama kemudian, makanan telah ludes tak tersisa sedikit pun. Aku pun beranjak untuk mengambil segelas air putih dan meminumnya. Tiba-tiba, mataku terasa sangat berat. Spontan diriku langsung menuju ke kamar tidur. Dan langsung berbaring di atas kasur. Aku pun tertidur.

Aku membuka mata. Masih terlihat samar-samar bayangan cahaya terang yang menyambutku untuk bangun dari tidur. Spontan aku terkejut dan langsung melompat dari kasur. Kepalaku terasa sangat pening dan berputar tak beraturan. Aku melihat kesana dan kemari untuk melihat sekitar. Tak ada satu pun yang aneh, hanya saja suasana di luar terdengar sangat ramai daripada biasanya. Aku beranjak meninggalkan kasur, berjalan keluar kamar dan mencari ibu dan ayah. “Ibu…..! Ayah……!” teriakku mengisi rumah kosong.

Aku sudah berputar-putar mengelilingi rumah, hanya angin kencang yang kutemukan. Tak ada satu pun seseorang yang ada di rumah. Aku pun berpikir, ibu dan ayah dimana? Apakah mereka di luar? Apakah mereka bepergian?

Setelah berpikir lama, aku pun memutuskan untuk mencari mereka di luar rumah. Dengan keputusan itulah sangat membantu aku untuk menemukan mereka. Aku berjalan menuju ke pintu depan, membuka pintu itu dan mulai mencari ibu dan ayah.

Suasana terlihat sangat berbeda daripada sebelumnya. Langit terlihat sangat cerah. Pohon-pohon mulai berkurang. Dan yang paling membingungkan, ada mobil tak beroda dan berjalan melayang lalu lalang di depan rumahku. Apakah ini hanya mimpi atau halusinasi ku saja. Aku melihat sekitar halaman rumah, dan ternyata ibu dan ayahku tengah mengangkut barang-barangnya ke mobil… yang melayang.

“Le, ayo berangkat” Seru ibuku yang berada di samping mobil melayang. Aku yang sangat kebingungan, hanya bisa melihat dan melongo di depan orang tuaku. Plisss… sadar Aufa. Ini pasti hanya mimpi belaka. Jangan terhiraukan oleh sekitar. Nikmatilah mimpimu ini. Jangan melawannya.

Aku pun berlari ke ayah dan ibu untuk menuruti perintah mereka. “Yah, sekarang tanggal berapa ya? Tanyaku sambil membantu ayah mengangkut barang barang ke bagasi mobil. “14 Pahing” ucap ayahku sambil terengah-engah akibat mengangkut barang berat. Apa yang ayah ucapkan tadi? 14 Pahing? Maksud ayah apa ya?

Sambil memikirkan apa yang di ucapkan ayahku tadi. Aku pun menaiki mobil melayang itu. Agak kesusahan sedikit saat menduduki kursi. Karena antara kursi dan lutut, lebih tinggi kursi jika menaikinya. Karena melayang mobilnya.

“LIN…..LIN…. ayo berangkat” ucap ayah sambil menekan tombol yang berada di hadapannya. “LIN berangkat. Tujuan tempat Wisata Bahari Lamongan” ucap mobil melayang itu. “yah, sebenarnya ini kenapa sih?” tanyaku. “Le, bangun Le” Seru ayahku sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.

Aku membuka mata. Tepat di depan wajahku, terlihat samar-samar wajah ayahku yang sedang membangunkan ku. “Le, sudah shubuh. Ayo bangun” Ucap ayahku.

NEXT ON……….


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

%d blogger menyukai ini: