Yuk Berakhlak di Revolusi 5.0!

Sejarah Indonesia sebagai bangsa yang bermoral tinggi

Dari awal kemerdekaan Indonesia, Masyarakat di negara kita selalu dianggap orang yang ramah-ramah. Bahkan sampai sekarang Indonesia Masih dianggap sebagai negara yang penduduknya ramah-ramah. Ingat ya? “Masih”. Mengapa demikian? EITS!! Tunggu dulu, sebelum kita bahas lebih lanjut, kita harus tahu topik apa yang akan kita bahas. Yups! Akhlak. Nah, Apa yang dimaksud akhlak itu? Mengapa kita harus memperbaiki akhlak kita? Bahkan di era Society 5.0? Simak baik-baik ya!

Pengertian akhlak

Nah, Apa yang dimaksud akhlak? Menurut wikipedia, Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Sudah jelas bukan? Tetapi, bukan hanya itu yang mau kita bahas. Fakta nya, di Indonesia sendiri tingkat perilaku dan moral masih bisa dibilang cukup rendah loh! Kok bisa? Pencurian, perampokan, penipuan, fitnah, mabuk-mabukan, dan seks bebas, merupakan saksi keanjlokan moral bangsa.

Indonesia krisis Moral

Krisis moral inilah yang sedang melanda negeri kita. Sejujurnya, krisis moral menjadi sumber dari krisis ekonomi, krisis politik, juga krisis kebudayaan. Tak ada krisis ekonomi bila para ekonom dan para pelaku usaha bermoral. Juga tak ada krisis politik jika para politikusnya bekerja dengan dasar moralitas yang baik.

Begitu pula krisis kebudayaan. Jadi, krisis yang terjadi bukanlah krisis ekonomi, tapi krisis moral. Kejahatan dalam dunia perbankan dan di capital market yang marak belakangan ini adalah bukti paling benar betapa moralitas profesi sudah tergerus hingga ke titik terdalam.

Korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah juga sebuah gambaran nyata bahwa taman pendidikan yang mestinya menjadi salah satu pewaris utama ajaran-ajaran moral malah jebol hanya karena sifat tamak dari para penyelenggara pendidikan. Ini masih diperburuk lagi dengan praktik tak terpuji di lingkungan perguruan tinggi, yang semakin keranjingan dengan penelitian-penelitian pesanan.

Yang penting hasil akhir dan dapat duit, kualitas penelitian bukan urusan. Krisis moral juga terjadi di kalangan tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh agama. Semakin sulit kita temukan unsur-unsur keteladanan dari seorang tokoh masyarakat atau tokoh agama di masa kini.

Bukti penurunan akhlak pada anak bangsa

Mengapa begitu? Ini yang menjadi pertanyaan. Padahal loh, Indonesia termasuk salah satu negara penghasil penghafal Al Quran terbanyak di dunia. Itulah kelemahannya, saya akan membuktikan melalui hasil penelitian berikut. Sekelompok peneliti membuat proyek social experiment kepada empat negara, yakni Jepang, Singapura, Malaysia, dan Indonesia tentunya. Pada proyek kali ini, para peneliti meletakkan sejumlah sepuluh smartphone di tempat umum. Di negara Jepang, setelah diletakkan dan ditunggu selama 24 jam, hasilnya smartphone utuh! Di Singapura, jumlah smartphone berkurang satu. Diikuti negara Malaysia, tersisa delapan smartphone. Tetapi, di Indonesia sudah bisa ditebak hasilnya. Yups! di kota Jakarta sekalipun, smartphone ludes kurang dari waktu dua jam.

Sudah 76 tahun Indonesia berdiri. Yuk perbaiki moral kita.

Salah satu kasus terbaru yaitu saat perusahaan Microsoft mengkritik netizen Indonesia bahwa netizen Indonesia Masih belum siap bermedia sosial. Apa yang terjadi? netizen Indonesia malah menyerang akun Microsoft tersebut. Yang berarti menunjukkan bahwa mereka memang belum siap. Untuk itu, kita bangsa Indonesia, khususnya para santri. Mari kita bersama-sama memperbaiki akhlak bangsa. Terlebih di hari ulang tahun Indonesia yang ke-76 ini, kita harus bisa menjadi bangsa Indonesia yang berakhlak, bermoral, tanggap, simpati, dan sebagainya.

Apa yang harus kita lakukan?

Kita berada di zaman digital. Semua informasi mengenai apapun dapat didapatkan dengan mudah melalui internet. Pertama, yang harus kita lakukan adalah memanfaatkan teknologi terkini untuk hal-hal positif. Salah pergaulan mengakibatkan dorongan pada diri kita untuk melakukan hal-hal yang buruk, seperti judi, merokok, mabuk-mabukan, dan seks bebas. Terlebih di area pondok pesantren.

Kedua, tentu saja mendekatkan diri kepada Allah. Percaya bahwa Allah selalu mengawasi kita di segala sisi. Meskipun Keamanan tidak melihat, Polisi tidak melihat, Tentu saja Allah akan tetap selalu melihat perbuatan kalian. Baik kalian jujur maupun dusta, adil maupun pilih kasih, dan sebagainya.

Ketiga, adalah kesadaran dari diri kalian masing-masing. Jika kalian sadar bahwa yang kalian lakukan adalah perbuatan buruk tetapi kalian tidak mempedulikan. Berarti kalian kurang kesadaran. Tumbuhkanlah rasa semagat, percaya diri, dan kedewasaan kalian. Karena sebaik baik manusia adalah manusia yang berakhlak. Jika kalian tetap merasa bodo amat, mohon maaf karena dampaknya bukan hanya ke kalian. Tapi juga ke Ibu kalian, Ayah kalian, Keluarga kalian, Sampai sampai berujung melibatkan negara.

Maka dari itu, Mari kita evaluasi akhlak kita

Jangan lupa evaluasi akhlak kamu

Pendidikan moral bangsa bukan hanya urusan satu dua orang, tetapi seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Entah sampai kapan pendidikan moral bangsa anjlok kalau kita belum mulai dari diri sendiri. Ayo semangat, Cinta tanah air. Mari kita perbaiki moral bangsa, mulai dari diri kita. Satu persatu, Moral Indonesia akan baik seperti semula. Dengan pendidikan yang benar, dan kesadaran diri masing-masing.

Terakhir, Selamat HUT RI ke 76 “INDONESIA TANGGUH, INDONESIA TUMBUH“. Semangat merdeka! Jangan lupa bagikan ke teman-teman kalian ya, Terima Kasih!

Writer : Irzam Hafis – Instagram : @irzam.hafis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *