GALERI MADRASATUL QURAN | •

Tepat pada tanggal (11/7/2021) Ikatan Alumni Madrasatul Qur an mengadakan Doa bersama. Dengan keadaan yang serba terbatas, tidak melunturkan niat para Alumni untuk mendoakan beliau. Zoom virtual menjadi ruang dimana acara dilangsukan, dan di bantu oleh GaleriMQ sebagai media resmi Pondok Pesantren Madrasatul Qur an ikut juga menyiarkan lewat Live dengan Youtube resmi MQ.

Acara pembuka yakni, sambutan atas nama keluarga beliau yang disampaikan oleh adik beliau sendiri. Dan dilanjutkan dengan Acara kedua yakni acara tahlil & doa Khotmil Qur’an yang dipimpin langaung oleh Mudir 2 KH. A. Syakir Ridlwan berjalan dengan khidmat.

Dilanjutkan dengan testimoni pertama yang disampaikan oleh; Ust. Masruhin. Dalam testimoni yang disampaikan oleh Ust. Masruhin, beliau juga menyinggung banyak hal mengenai sepak terjang Almarhum Cak Mif saat diberi Amanat oleh Almarhum Gus Sholah yang pada saat itu ingin sekali mendirikan Pusat Kajian Pemikiran Hadratussyakih Kh. Hasyim Asy’ari. Dan Alhamdulillah keinginan Gus Sholah untuk mendirikan Pusat Kajian tersebut terlaksana dengan baik. “Luar biasanya cak mif ketika menerjemahkan ide dari gus sholah secepat itu dan tidak pernah bertanya kedua kalinya kami harus apa” tutur Ust. Masruhin.

Untuk testimoni kedua juga disampaikan oleh Ust. Dimyati murid beliau, yang menyampaikan bahwa malamnya sempat berbincang dengan Almarhum. “Saya medapat pelajaran berharga tentang sosok beliau yang mengatakan bahwa, belajar itu harus menyenangkan walaupun pelajaran yang dilaksankan itu sulit” tutur beliau.

Untuk Mauidhoh Hasanah yang dusampaikan oleh Kh. A. Mustain Syafi’ie dimajukan di sela-sela testimoni. Yai Tain menyampaikan sangat panjang lebar tentang sosok beliau almarhum. Yai Tain dengan panjang lebarnya berbicara tentang sepak terjang beliau dari segala aspek; aspek Pendidikan menjadi pembicaraan utama Yai Tain tentang beliau. Bagaimaba kiprah beliau dalam belajar S2 di Malaysia, sampai saat dipanggil oleh Almarhum Gus Sholah untuk kembalu ke Tanah Air. “Almarhum termasuk orang yang biasa-biasa saja, namun almarhum diberi kelebihan oleh Allah tekad yang kuat dalam melakukan hal apapun. Beliau sangat berani dalam segala aspek, dan siap menerima resiko apapun yang diperbuatnya. Buktinya saat Kuliah S2 di Malaysia Almarhum melakukannya terbilang sangat berani, walaupun dengan keadaan yang kurang pas pada saat itu” tutur Yai Tain. Tapi dengan keberanian Almarhum dalam mengambil sesuatu dan mempertimbangkan segala resikonya Alhamdulillah beliau bisa menyelesaikan studinya hingga lanjut kejenjang S3 di Malaysia.

Testimoni ketiga disampaikan langsung oleh Murid beliau yang juga berperan sebagai partner beliau saat di Malaysia yakni; Ust. Amin Fadhillah. Ust Amin menuturkan banyak hal tentang beliau saat berada di Malaysia. Ust. Amin banyak cerita tentang sepak terjang beliau saat berada di Malaysia. “Bagi Mahasiswa Mq, Tebuireng, dan Seluruh mahasiswa indonesia yang kuliah di Malaysia jelas mengenal beliau. Beliau sangat senang, apabila ada mahasiswa yang belajar di Malaysia. Bahkan saking senangnya beliau, setiap Mahasiswa dari Indonesia yang belajar di Malaysia, selalu diberikan semangat untuk menyelesaikan studinya. Karena kebanyakan Mahasiswa yang awalnya niat untuk belajar, malah tergiur dengan pekerjaannya disana” ucap Ust Amin. Jaringan beliau itu sangat banyak di Malaysia, tokoh-tokoh terkemuka pun beliau kenal, dan akrab juga tentunya. Itulah kehebatan beliau.

Testimoni terkahir disampaikan oleh Ust. Edi Musoffa yang merupakan sahabat dekat beliau saat masih Nyantri di Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an. Ust Edi ini juga satu kamar dengan Almarhum di MS 05, pernah juga se departemen Pendidikan Madrasatul Qur an, dan bersama juga mengikuti Wisuda Hafidz ke 6 pada tahun 1988. Di mata Ust Edi, Almarhum orangnya yang begitu sangat mencintai ilmu, dakwah, dan pergerakan. “Salah satu peninggalan Almarhum menurut saya yakni berdirinya Pengurus Cabang Istimewa NU di Malaysia. Dulu, PCINU itu tidak mendapat restu dari Pusat Namun karena tidak berhentinya perjuangan Almarhum akhirnya Pemgurus Cabang Istimewa di setujui oleh Kiai Hasyim Muzadi. Baru saat PCINU Malaysia mendapat restu dari beliau, maka Kiai Hasyim mendirikan PCINU di berbagai negara lain” ucap beliau.

Setalah testimoni dari berbagai sahabat, murid, dan teman seperjuangan beliau. Dan tadi juga sudah disamapikan Mauidhoh Hasanah maka untuk acara penutup pada malam hari ini adalah Do’a yang disampaikan langsung oleh Yai Muhaimin Zen.

Beberapa rangkaian Acara Tahlil Dan Kirim Doa untuk (alm) Dr. Kh. Miftahurrohim Syarkun MA berjalan dengan baik. Testimoni dari para sahabat-sahabat beliu juga menjadi acuan, bahwa Beliau memang orang yang haus akan keilmuan dan sangat mencintai ilmu.

Oleh : Ahmad Bustami Alghony


Sosok Dr. Mif Syarkun sendiri merupakan kiai muda kelahiran 11 Juni 1965. Beliau putra keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan N. Sarkun dan Askoning.

Masa kecil Kiai Miftah dihabiskan di desa Nelayan Kecil, Paloh, Paciran, Lamongan, Indonesia. Pendidikan dasarnya ditempuh di Madrasah Islamiyyah Ibtidayiyah Paloh, Paciran, Lamongan(1980).

Selanjutnya melanjutkan pendidikan di Madrasah Tarbiyatul Wathon, Campurjo, Panceng, Gresik (1983). Setelah tamat melanjutkan di Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng 1986 lanjut menghafalkan Al Qur’an 30 Juz di Madrasatul Qur’an Tebuireng (1988).

Gelar sarjananya diraih di Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang (1994). Melanjutkan studinya di Program Studi S2 Jurusan Syariah di National University Of Malaysia (2001). Kemudian melanjutkan S3, beliau mengambil  Studi Post Doktoral Pusat Kajian Pengurusan Pembangunan Islam (ISDEV) Universitas Sains Malaysia, (2009).

Tahun belakangan ini beliau juga sedang mempersiapkan diri untuk meraih gelar Profesor. Pak Miftah juga seorang hafidz. Pada tahun 1989 mengikuti lomba Musabaqah Hifdzi Al Qur’an Wa Tafsir Al Qur’an di Provinsi Jawa Timur dan meraih peringkat dua. Berada diposisi itu nampaknya belum membuatnya puas. 

Selanjutnya pada Musabaqah Hifdzi Al Qur’an Wa Tafsir Al Qur’an di Palembang tahun 1983 menduduki peringkat kedua. Barulah saat ajang yang sama di Provinsi Batam, Kepulauan Riau tahun 1996 beliau berhasil naik di peringkat pertama.

Sumber Biografi Singkat : Tebuireng Online

[elfsight_social_share_buttons id=”1″]

Kategori: Liputan Pesantren

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: